Sabtu, 28 Agustus 2010

Salahkah aku pada hatiku
jika aku terus menunggunya?
aku tahu
sungguhnya jiwaku luka
relungku hampa
tapi aku tak punya daya
Cinta, kemana arah sayapmu?
Bawa ia padaku
Bawalah, bawalah, dekatkanlah
di hatiku,
menyatu nyawaku.


Minggu, 16 Januari 2005

9 ( Sembilan ) Maret

Kamar nomor sembilan
ramai dengan cerita dan ketegangan
pun tak luput aku dengan segala kepolosan
mereka-reka pertanyaan dan jawaban
Aku takut
Aku gemetar


Jam 11 malam sang waktu berdentang
Aku masuk ruangan
Kupasang ekspresi meyakinkan
Tapi apa daya?
Nyaliku menciut ketika ia datang
Bulan, aku melayang....

Kucoba
kujawab pertanyaannya dengan lancar
Tak sekalipun aku gentar
meski sesekali aku salah lontar
Hingga umpatannya yang manis keluar

Dikiranya aku takut
Seorang gadis kecil pengecut
Jangan salah!
Asmaraku menyambar
Kuberanikan menantang bola matanya yang bersinar
Tuhan...indah benar!

Dan...akupun menang
Tawaku membahana di keremangan malam
Senyumku terkembang diarak bintang

Dengan kelegaan aku keluar
Terbebas dari cengkeramannya yang menawan
Tapi,...
Satu hal yang kusesalkan
Satu hal yang ingin kutanyakan
Tapi terlewatkan
Siapa namamu, Pangeran?


(14 Maret 2004)
di antara derai rindu yang menyapa hati
Aku berdiri. Kedinginan. Di bawah naungan langit-Nya. Sempurna. Bintang-bintang bak permata yang berkilauan. Memesonakan pandangan. Takjub. Aku sendiri. Di antara puluhan pasangan maupun keluarga. Aku merasa kecil. Tak ada artinya. Kupandangi mereka. Saling menatap penuh cinta. Di antara dingin dan sepertiga malam yang hampir usai. Kudongakkan kepala. Tuhan, kemana cinta? Di antara berjuta bintang-Mu kah? Di satu kerlip yang paling terang. Ya, dia disana. Tersenyum. Di antara gelap yang pekat. Pagi yang belum merambat. Aku hampir tak bisa melihat. Tapi bintangMu terangiku. Aku sendu. Tiada yang menyelimuti dinginku. Pandanganku sayu. Biru. Ada yang melesat. Cepat. Bintang jatuh. Satu. Kuucap keinginanku. Bersama bintangku. Melesat lagi. Dua. Masih dengan harapan yang sama. Do'aku terucap. Khidmat. Rasaku menderu. syukurku menghujani kalbu. Aku terpaku. Aku merindu. Dia. Di antara cahaya-Nya. Aku percaya. Hati yang bersama. Do'a yang setia. Kurapatkan jaket. Masih dingin. Sangat. Kecupan hangat. Mendarat. Pelukan mesra. Mendekap. Mereka yang kulihat.Saat perlahan sinar emasnya menyapa. Kutatap lekat. Aku tercekat. Karunia-Nya yang Maha Dahsyat. Aku ingat. Senyumnya yang hangat. Semangat yang tersirat. Seperti matahari. Menyinari hati. Pagi menyambut. Masih sedikit berkabut....

(Pananjakan, medio Agustus 2004)
Waktu menertawakanku
adalah kebodohanku yang berpacu dengan rindu
menggeliat menapak bumi,
tersungkur indah di atas pematang hari
Perih adalah sahabat
melekat erat
Nurani, kemanakah lari?

(20 Mei 2005)
Terima kasih telah mengacaukan
hatiku dengan cantiknya
Aku memang manusia bodoh


(16 Mei 2005)



Separuh hatiku terbawa
oleh keangkuhanmu yang memperdayaiku
Candumu terlanjur kuhisap dan meracuniku
Satu-satunya penawar adalah dirimu
saja
Bukankah itu yang selama ini kumau?

(18 Mei 2005)
Meski letih warnai hari
Meski raga penuh peluh membasahi
Usah kau lemah
Usah kau menyerah
Yakinlah
Karena kau bisa
Berjuanglah
karena do'a setia ada
Menemani hari
Wujudkan mimpi
Tersenyumlah....
Segalanya kan jadi lebih indah
Percayalah....


15 Desember 2004
berteriak tanpa suara
menangis tanpa air mata
sebuah realita
yang sebenarnya amat enggan aku lakukan
tapi herannya
aku setia meniti rasa
aku rela meny impan tanya
mengapa?

Minggu, 22 Agustus 2004








bagaimana jalan cinta berbicara.....sampai ia bermuara pada suatu hati tanpa sanggup sang pelaku menolaknya...

phase 1
Seperti inikah tempat yang akan menempaku dalam dunia baru, status baru sebagai mahasiswa. Penasaran juga bagaimana acara yang disebut Latihan Kepemimpinan ini. Hmm,agak keder juga liat para senior yang keliatan 'cerdasnya'. Lha aku? Ngomong aja irit, gimana nanti mo debat ya? Ah ikuti saja. Semua berjalan lancar di hari pertama. Yang bikin agak ngeper, test ntar malam sepertinya bakalan tegang.
Benar saja. Tapi, alamaaaak, inikah dia? Gak salah niy? ada pak guru entah dosen ato apalah, yang pasti dia rapi jali dengan peci di kepala, sangat mengesankan dia orang yang cerdas dan berkharisma. Dan....bersama dengan dua orang temanku, kami 'dibantai' dengan pertanyaan yang menurutku berat juga. ketika tiba giliranku menjawab, hufttt....Tuhan!mata itu menghujamku....Tapi, siapa takut? Kau kira aku gadis cilik penakut?.....( 2 b continued....)